Homiletika 2
PREACHER & THE PREPARATION
Dalam segala sesuatu, persiapan merupakan hal yang penting. Jika kita mempersiapkan diri maka kita mengagungkan TUHAN dan menghargai pelayanan yang dipercayakan oleh-Nya.
1.
PERSIAPAN HATI DAN MENTAL
Semakin
banyak berdoa, menyembah dan memuji TUHAN, dan juga bersaat teduh dengan TUHAN menolong untuk semakin tenang,
persiapan yang cukup menolong untuk semakin mantap. Latihan-latihan menolong
untuk semakin terampil sehingga memiliki keberanian untuk tampil di depan umum.
2.
PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA
Siapkan
beberapa terjemahan Alkitab, lexikon, konkordansi, kamus Alkitab,
tafsiran-tafsiran, koran, majalah, artikel, baik cetak maupun elektronik (tv,
internet, dll), ohp, alat ilustrasi, dan lain sebagainya.
3.
PERSIAPAN BAHAN
Ketahuilah
latar belakang, arti dan makna Firman yang dipelajari, struktur, rangkaian
kalimat, karakter orang-orang yang ditulis, dan sebagainya.
4.
PERSIAPAN GAYA DAN PENAMPILAN
Perhatikan
kerapian dan keserasian pakaian dan rambut atau apapun asesoris yang dikenakan.
Adalah baik untuk bercermin dahulu sebelum berkhotbah untuk membenahi apa yang
perlu. Kemudian harus selalu memikirkan gaya yang cocok dengan situasi
pendengar (jika perlu dilatih; latihlah!). Semua itu untuk mendukung berita
yang hendak disampaikan dan untuk menambah kepercayaan diri untuk tampil di
muka umum.
Ingatlah dua
hal ini; Pengkhotbah
yang kurang persiapan akan terlihat di mimbar. Pengkhotbah yang hidupnya kurang
dipersiapkan dengan baik akan terlihat dalam perbuatannya. Plato berkata, “Jika
seorang mau mengenal kebenaran maka ia harus terus belajar, jika seorang mau
mengabarkan kebenaran maka ia harus belajar dua kali lipat.”
STEPS IN PREPARING A SERMON
1.
TENTUKAN JENIS KHOTBAH YANG BAGAIMANA YANG AKAN DIBAWAKAN
Apakah itu
jenis khotbah tekstual, topikal, ekspositori, atau biografi. Pilihan ini
tergantung dari suasana di mana khotbah itu akan disampaikan dan juga kebutuhan
pendengar. Seorang pengkhotbah hendaknya menggunakan semua jenis khotbah secara
bervariasi dalam khotbah-khotbahnya.
2.
TENTUKAN DAN RUMUSKAN TUJUAN
Bagaimanapun
hebatnya eksposisi sebuah khotbah atau bahan-bahan khotbah jika tidak memiliki
tujuan sama seperti orang yang berkendaraan dengan mobil mewah tanpa mengetahui
arah yang pasti, yang pasti hanya buang-buang waktu. Tujuan menyatakan apa yang
pengkhotbah harapkan terjadi pada pendengar sebagai suatu hasil dari apa yang
dikhotbahkannya. Tujuan tersebut bisa berupa pengetahuan yang harus dimiliki
oleh pendengar dan atau sikap yang harus diambil oleh pendengar. Namun yang
penting diingat adalah tujuan yang dirumuskan janganlah menyimpang dari tujuan
Alkitab yang hendak dibahas, walaupun tentu tujuan Alkitab harus
dikontekstualisasikan dengan benar. Dengan memiliki tujuan yang jelas maka
naskah khotbah dapat dikembangkan dengan baik dan terarah.
3.
PILIH DAN GALILAH BAGIAN ALKITAB YANG AKAN DISAMPAIKAN
Perhatikanlah
latar belakang penulisan, konteks penulisan, alamat penulisan, tujuan
penulisan, pribadi-pribadi yang muncul, dan arti dari kata-kata penting dalam
bagian Alkitab tersebut. (poin no. 2 dan 3 bisa dibolak-balik tergantung dari
jenis khotbah yang dipilih). Dari penggalian yang baik temukanlah tema atau
judul khotbah (kecuali jenis khotbah topikal/tema yang sudah ditentukan di
muka)
4.
BUATLAH GARIS BESAR/STRUKTUR KHOTBAH
Perhatikanlah
susunannya, apakah sudah sistematis, logis, kesatuan struktur, serta apakah itu
sesuai dengan keutuhan dan tujuan khotbah. Naskah khotbah yang baik pasti
mempunyai struktur yang baik.
5. CARILAH ILUSTRASI, DATA-DATA, ANALOGI, CONTOH-CONTOH KEHIDUPAN YANG TEPAT
Jika
semuanya digunakan secara tepat dan dibawakan dengan penghayatan yang dalam
maka poin ini adalah sesuatu bahan untuk mempertajam isi khotbah/ide pikiran
yang hendak disampaikan.
6. BUATLAH PENDAHULUAN YANG MENARIK DAN PENUTUP YANG MENGESANKAN
Pendahuluan
adalah jendela yang baik agar orang dapat melihat ke dalam isi khotbah. Penutup
membuat orang ingat apa yang sudah didengarnya dan bagaimana bersikap sesuai
dengan khotbah yang baru didengarnya.
7.
RANGKAILAH SEMUA DALAM SATU KESATUAN
Tuliskanlah
kembali semua yang sudah dibuat dalam satu kesatuan dari pendahuluan sampai
penutup khotbah. Hal ini akan membantu untuk melihat apakah semuanya sudah
punya hubungan, dan akan terlihat apa yang masih kurang dan apa yang kelebihan
sehingga masih sempat mengurangi atau menambahkan di mana perlu. Hal ini juga
akan membantu pengkhotbah menghafal naskah khotbahnya dan memperkirakan berapa
lama khotbah ini akan disampaikan, untuk kemudian dibuat penyesuaiannya.
PHYSICAL & MENTAL PREPARATION
Di bawah ini
akan dijelaskan beberapa anjuran untuk mempersiapkan fisik dan psikis sebelum
tampil untuk membawakan khotbah. Anjuran ini dapat dipergunakan di mana perlu.
- Jika kita sudah berdoa dan menggumuli khotbah kita di hadapan TUHAN, kita seharusnya yakin bahwa TUHAN mau menyertai kita dalam berkhotbah.
- Jika kita sudah mempersiapkan naskah khotbah secara maksimal dan mencoba menguasainya, maka kita akan menjadi tenang untuk memulai berkhotbah. Setelah berdoa dan persiapan yang baik, kita akan menjadi antusias untuk berkhotbah.
- Makanlah yang cukup sebelum berkhotbah, supaya kita memiliki kekuatan yang memadai dalam berkhotbah. Tetapi jangan makan kekenyangan karena akan membuat tubuh kita lemah dan akan sulit konsentrasi.
- Jika kita diundang untuk berkhotbah jam lima atau jam enam pagi (banyak gereja memiliki jam-jam ibadah tersebut) makanlah sebuah kue dan minum air hangat atau teh manis hangat.
- Jika kita masih gugup sewaktu akan mulai berkhotbah minumlah segelas air (coba pikirkan mengapa orang kaget harus minum air putih terlebih dahulu). Jika hari tersebut kita berkhotbah sampai lima kali, maka baik jika kita minum sedikit air manis (sirup /teh) untuk membuat suara kita tidak gampang serak.
- Pergilah ke toilet sebelum berkhotbah. Hal ini nampaknya remeh tetapi dapat mengganggu apabila di tengah-tengah khotbah kita harus terdesak untuk buang air (baik kecil maupun besar)
- Pergilah menghadap cermin untuk memeriksa kembali penampilan kita secara utuh. Hal ini akan menolong kita untuk bebas dalam berkhotbah. Misalnya kita sedang berkhotbah lalu ada kancing baju kita yang terlepas, hal ini dapat mengganggu konsentrasi orang untuk mendengarkan khotbah kita.
- Datanglah lebih awal dan rilekslah. Seorang pengkhotbah yang datang agak terlambat biasanya akan gugup sedikit. Kalau ia tidak gugup paling tidak sudah membuat calon pendengar merasa was-was.
Jika kita akan berkhotbah beberapa kali dalam satu
hari, ambillah kesempatan untuk istirahat dan tidak disibukkan dengan
pembicaraan dengan orang lain. Kita harus melatih diri untuk tidak sungkan
mengambil waktu istirahat. Semua ini agar khotbah tetap disampaikan dengan
semangat dan antusias dan dengan konsentrasi yang tinggi. Jika kita berkhotbah
sampai empat-lima kali, maka jika kita tidak beristirahat, khotbah yang keempat
dan kelima tersebut sudah sangat berkurang penyajiannya.
bersambung : -Sermon Classification-
-COFFEE_Hipster's-
Komentar
Posting Komentar